Bukan rahasia lagi jika baterai merupakan salah satu komponen paling krusial dari perangkat smartphone saat ini. Ketika memilih sebuah smartphone baru, hampir semua orang akan memperhatikan apakah baterainya tahan lama atau tidak.
Artinya, meskipun smartphone tersebut memiliki prosesor octa core, RAM 4 GB, atau kamera 40 megapiksel, semua tidak akan sempurna jika baterainya akan habis dalam hitungan jam saja. Pasalnya spesifikasi yang tinggi juga harus diimbangi oleh baterai yang besar pula.
Selama ini pasti Anda sudah sering melihat berbagai tips dan cara menghemat baterai smartphone. Sayangnya kebanyakan tips tersebut pasti menyuruh Anda untuk “matikan fitur ini”, “hapus aplikasi itu”, “jangan gunakan widget”, dan masih banyak lagi.
Jika kita mengikuti saran tersebut tentu baterai smartphone kita akan hemat. Namun sayangnya, smartphone kita tidak akan lagi “smart” karena hanya dapat digunakan untuk menelpon, sms, dan hal-hal yang sepele lainnya.
Nah, jika tips semacam itu dirasa tidak cocok untuk kebutuhan Anda, maka lebih baik Anda mengikuti cara merawat baterai smartphone di bawah ini. Tips di bawah ini sangat cocok bagi Anda yang menggunakan smartphone Android dengan baterai berjenis Lithium ion alias Li-ion.
Charge Sedikit Demi Sedikit
Pada baterai berjenis Li-Ion, melakukan charging sedikit demi sedikit lebih baik dibandingkan melakukannya langsung hingga penuh dalam sekali charge. Seperti dikutip dari Phone Arena, sel-sel pada baterai Li-Ion akan lebih optimal apabila diisi sedikit demi sedikit, seperti dari 20% ke 40%, dari 45% ke 75%, dan sebagainya.
Dengan fakta tersebut bukan berarti Anda tidak boleh mengisi ulang hingga penuh dalam sekali charge. Namun, Anda kini lebih disarankan untuk mengisi ulang kapanpun Anda bisa agar kapasitasnya bisa terisi sedikit demi sedikit. dengan kebiasaan tersebut Anda juga secara tidak langsung akan terbiasa mengisi ulang secara rutin.
Kondisi Terbaik baterai Ada di Level 40%
Pernahkah Anda memperhatikan ketika membeli smartphone baru, maka baterai di dalamnya sudah terisi 40% hingga 50%? Ya, angka tersebut merupaakn level terbaik bagi sebuah baterai karena voltasenya tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. Pada level tersebut juga baterai dapat dicaharge atau digunakan tanpa takut kehabisan daya dengan cepat.
Jangan Biarkan Baterai Hingga Kosong
Membiarkan baterai pada keadaan maksimum secara terus-menerus memang kurang baik. Akan tetapi, membiarkannya hingga kosong alias 0% justru jauh lebih buruk lagi. Jika baterai sampai benar-benar habis, maka akan ada sel-sel yang rusak sehingga tidak bisa diisi lagi.
Jika hal tersebut terjadi maka secara otomatis baterai tidak akan bisa lagi terisi hingga penuh. Bahkan jika dibiarkan kosong dalam jangka waktu yang lama, maka bisa jadi baterai tersebut tidak bisa diisi lagi. Itulah kenapa sering ada istilah “suntik baterai” jika sudah lama tidak digunakan.
Sebuah baterai berjenis Lithium ion biasanya akan berada dalam kondisi kosong jika voltasenya ada pada tingkat 3.0V/sel. Sedangkan jika mencapai level 2.7V/sel, maka baterai tersebut akan masuk mode “sleep” sehingga tidak bisa diisi ulang lagi.
Untungnya saat ini Anda tidak perlu khawatir hal tersebut akan terjadi. Pasalnya berbagai smartphone terbaru akan secara otomatis mati ketika baterai sudah mencapai level 3 hingga 5%. Dengan begitu, baterai akan tetap memiliki daya 5% dan tidak akan benar-benar kosong. Namun jika ingin menyimpannya dalam jangka waktu yang lama, maka simpanlah pada level 40%.
Hal serupa juga berlaku ketika kita mengisi ulang baterai. Ketika sudah mencapai level 100%, smartphone akan secara otomatis memutus sambungan listrik sehingga Anda tidak perlu khawatir jika lupa melepas charger-nya setelah penuh.
Hindari Panas dan Dingin
Temperatur yang tinggi merupakan salah satu musuh terbesar bagi baterai. Pasalnya, sebuah baterai akan kehilangan kapasitas penyimpanan hingga 80% jika Anda menyimpannya dalam suhu 60 derajat celcius selama satu tahun. Sedangkan dalam suhu standar atau 25 derajat celcius, maka baterai hanya akan kehilangan kurang dari 20% kapasitasnya.
Tidak jauh berbeda dengan udara panas, suhu yang sangat dingin juga dapat membuat baterai kehilangan kapasitasnya. Selain itu baterai juga biasanya akan sulit untuk diisi ulang jika terpapar dalam suhu yang sangat dingin dalam jangka waktu yang lama.
Baterai Li-ion Memiliki Umur Tertentu
Baterai berjenis Lithium Ion hanya dapat digunakan dalam jangka waktu tertentu. Artinya jika Anda memiliki baterai Li-ion, baterai tersebut akan mulai kehabisan kapasitas penyimpanan meskipun Anda tidak menggunakannya.
Maka dari itu jika Anda membeli sebuah baterai baru, maka segeralah gunakan baterai tersebut. Akan tetapi jangan sekali-kali membeli baterai baru lalu menyimpannya karena hal tersebut tidak akan menghemat atau memperpanjang usianya.
Nah itulah beberapa cara merawat baterai berjenis Lithium ion. Selain untuk Android, tips di atas dapat juga diaplikasikan pada smartphone iOS, Windows Phone, dan bahkan untuk baterai laptop. Dengan merawat baterai secara tepat, maka baterai tersebut akan lebih awet sehingga penggunaannya bisa lebih panjang dan tidak mudah “bocor”.